PEMKAB SRAGEN GELAR SIMULASI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN PROTOKOL KESEHATAN KETAT

SRAGEN – Pemerintah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen menggelar simulasi pembelajaran tatap muka tingkat TK, SD dan SMP di lima sekolah Negeri dan Swasta, Kamis (27/8).

Lima sekolah yang melakukan simulasi diantaranya TK Negeri Pembina Sragen, SDIT Az Zahra Sragen, SD Negeri 4 Sragen, SMP Negeri 1 Sragen dan SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.

Pelaksanaan simulasi belajar tatap muka yang dilaksanakan sehari ini ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Sekda Tatag Prabawanto, Kepala Dinas Pendidikan Suwardi, Kepala Dinas Kesehatan dr. Hargiyanto beserta jajaran.

Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno mengatakan kegiatan simulasi ini untuk meninjau secara langsung apakah sekolah sudah siap melakukan pembelajaran tatap muka.

“Kami lihat secara detail, mulai dari siswa masuk ke sekolah dengan pakai masker, pakai face shield, jaga jarak, pemeriksaan suhu tubuh, dan cuci tangan,” terang Wabup.

Selain itu Wabup Dedy juga berencana ingin memformulasikan peran orang tua dalam mengawasi anak-anak agar menerapkan protokol kesehatan.

“Kami melalui dinas pendidikan dan kebudayaan akan memformulasikan dan melibatkan peran orang tua untuk mengingatkan dan turut memberi pelajaran kepada anak dalam menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada,” jelasnya.

Pihaknya meminta kepada Kepala Sekolah maupun Guru untuk selalu mengingatkan siswa agar selalu menjaga jarak, tidak meminjam alat tulis antar siswa lainnya, membawa bekal sendiri makan dan minum. Tak hanya itu siswa serta orangtua harus memahami SOP penjemputan siswa di sekolah masing-masing.

Wabup Dedy menjelaskan bahwa seluruh sekolah telah menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan pengaturan jarak tempat duduk.

“Sekolah yang kami cek sudah menerapkan ketentuan dengan kapasitas maksimal 50%, sedangkan SMP maksimal 16% dari kapasitas ruang,” kata Wabup.

Menurutnya, hakikat sekolah tatap muka bukan hanya pembelajaran namun membiasakan kepada anak kemampuan menjaga diri dan keluarga sebagai tau menempatkan diri baik di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan.

Pembelajaran di sekolah ini diharapkannya bisa membuat anak-anak bisa menjadi agen bagi keluarga dan lingkungan dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Jika kita mempunyai 83 ribu siswa TK, SD, SMP itu berarti harapan kita sebagian besarnya menjadi agen dirumah masing-masing dalam menjaga protokol kesehatan,” harapnya.

Meski dinyatakan siap Wabup Dedy menyampaikan jila pemkab Sragen juga menunggu kajian epidemiologi lebih rijit agar tidak membuat keputusan yang salah.

Kajian epidemiologi ini nantinya para ahli akan memberikan masukan apa dari rencana masuknya anak sekolah pada (31/8/2020) mendatang.

Jika kajian epidemiologi tersebut mengarah baik untuk pembelajaran tatap muka akan dilakukan, namun jika tidak memungkinkan akan diundur.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi menyampaikan
pelaksanaan sekolah tatap muka nantinya akan dilangsungkan setengah dari pembelajaran normal. Atau sekitar 4 jam saja.

Simulasi ini dikatakannya untuk mengevaluasi persiapan dan role model sekolah lainnya.

“Kita lihat semuanya apakah benar-benar siap atau belum. Mulai dari fasilitas sekolah, pemberian materi, kebiasaan siswa dan guru dan sebagainya. Lantas ini akan dipelajari dan jadi bahan evaluasi apa yang kurang dan perlu diperbaiki,” papar Suwardi.

Dirinya menambahkan jumlah siswa yang masuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka harus setengah dari kapasitas ruang kelas. Sedangkan siswa lainnya bisa mengikuti KBM secara daring dari rumah.

Selanjutnya akan menunggu keputusan untuk tetap digelar pada 31 Agustus mendatang atau ada keputusan lainnya.(MY_DISKOMINFO)